SIMALUNGUN - Perusahaan perkebunan tanaman kelapa sawit berkelanjutan merupakan salah satu tujuan PTPN IV yang juga berstatus BUMN ini. Demi pencapaian maksimal, perusahaan ini memprioritaskan anggaran biaya pemeliharaan dan perawatan tanamannya.
Namun, yang terjadi di Unit Kebun Laras malah bertolak belakang dengan tujuan perusahaan. Pasalnya, anggaran biaya pengerjaan pemeliharaan dan perawatan tanaman kelapa sawit, tahun tanam 2021 disebut tanaman belum menghasilkan terkesan menguap.
Informasi diperoleh, puluhan hektar kondisi tanaman kelapa sawit berumur I tahun terkesan tidak terpelihara, persis di lokasi Kantor Sentral Unit Kebun Laras, Afdeling I, Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun, Kamis (16/06/2022) sekira pukul 10.00 WIB.
"Sepertinya, sejak awal ditanam tidak mendapat perhatian maksimal oleh pihak perkebunan ini. Buktinya, tanaman rumputnya berimbang pertumbuhannya dengan tanaman mukuna, " ujar pria mengaku marga Sinaga ditemui di sekitar lokasi.
Sinaga juga mengatakan, menurut aturannya, harus ada piringan tanaman untuk menabur tangkos sebagai pupuk dengan komposisi yang sesuai dan di pangkal batang dipasang jaring pengaman hama.
"Untuk tangkos didistribusi dari pabrik, ada biaya transport dan menabur tangkosnya. Banyak anggaran untuk perawatan dan pemeliharaan yang tidak jelas ke mana arahnya digunakan, " tuturnya.
Amatan jurnalis simalungun.indonesiasatu.co.id di lokasi, tampak kondisi pertumbuhan tanaman kelapa sawit memprihatinkan dan tanaman rumput tumbuh subur, sementara lokasinya berada di seputaran Kantor Sentral Kebun Laras.
Saat dikonfirmasi, APK Kebun Laras Fatizaro Halawa menyampaikan tanggapan terkait kondisi tanaman di sekitar Kantor Sentral Kebun milik BUMN RI melalui sambungan selularnya.
"Bulan April sudah dikerjakan itu, bang. Hal itu dikarenakan perkembangan mucuna yang cepat dan putaran berikut belum tiba, nampak rumput lebat, " tulis APK Kebun Laras dalam pesannya.