SIMALUNGUN - Kerusakan lingkungan hidup dan ekosistem tanaman serta hewan di lokasi Kawasan Ekonomi Khusus Khusus Sei Mangkei, tepatnya di sepanjang daerah aliran sungai Bah Tongguran, kondisinya semakin parah.
Informasi disampaikan nara sumber kepada jurnalis indonesiasatu.co.id melalui sambungan aplikasi WhatsApp terkait, pihak PTPN III Unit PISMK Sei Mangkei melalui pihak vendor melakukan aktivitas penggalian di Daerah Aliran Sungai Bah Tongguran.
Nara sumber mengungkapkan, tidak diketahui jenis kegiatan yang dilaksanakan tepatnya di Eks Areal Afdeling 3, PTPN III Kebun Dusun Ulu, Nagori Sei Mangkei, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Selasa (06/06/2023) sekira pukul 18.15 WIB.
"Disinyalir pekerjaan itu atas kepentingan pihak PTPN III Unit Pembangunan Infrastruktur Sei Mangkei dan dikerjakan pihak Rekanan PTPN III, " ungkap nara sumber, aktif di Lembaga Sosial Masyarakat.
Lebih lanjut, Manajemen PT Kawasan Industri Nusantara (Kinra ; red) merupakan anak perusahaan Holding Perkebunan yang memiliki kewenangan sepenuhnya terhadap tata kelola KEK Sei Mangkei secara menyeluruh
"Sampai saat ini jumlah investasi tenant belum bertambah dan proyek pengembangan KEK Sei Mangkei saat ini berdampak pada rusaknya lingkungan hidup, " terang pria bermarga Damanik.
Ia juga mengatakan, PTPN III Unit PISMK Sei Mangkei terkait fungsi peningkatan infrastruktur KEK Sei Mangkei sepatutnya, lebih berperan dalam hal pengawasan serta mengutamakan pelestarian lingkungan hidup.
"Terkait, pelaksanaan proyek siluman di lokasi Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei itu, kami harap untuk tidak merusak lingkungan hidup, " pungkas Damanik.
Sementara, Manajer Humas PT Kinra Sei Mangkei Revondy dan Manajer PTPN III Unit PISMK Sei Mangkei David Tobing belum berhasil dikonfirmasi, terkait kegiatan proyek di lokasi DAS Bah Tongguran hingga berita ini dilansir kepada publik.